Umumnya kondisi pada PLSQL adalah struktur yang
terdiri dari perintah-perintah IF dan CASE. Terdapat tiga bentuk
perintah-perintah IF: IF-THEN, IF-THEN-ELSE, dan IF-THEN-ELSIF.
1.
IF-THEN
Rangkaian perintah-perintah dieksekusi hanya jika
kondisi adalah true. Jika kondisi bernilai false atau null, perintah IF tidak
melakukan apa-apa. Dalam salah satu kasus, kontrol berlalu kepada perintah
selanjutnya. Bentuk umum :
IF
condition THEN
Sequence
of statements
END
IF;
2.
IF-THEN-ELSE
Rangkaian perintah-perintah dalam klausa ELSE
dieksekusi hanya jika kondisi bernilai false atau null. Jadi, klausa ELSE
memastikan bahwa rangkaian perintah-perintah tersebut dieksekusi. Bentuk umum :
IF condition THEN
sequence_of_statements1
ELSE
sequence_of_statements2
END IF;
3. IF-THEN-ELSIF
Jika kondisi pertama bernilai false atau null,
klausa ELSIF akan menguji kondisi lainnya. Perintah IF dapat memiliki sejumlah
klausa ELSIF; klausa final ELSE bersifat opsional (bisa digunakan atau tidak).
Kondisi-kondisi dievaluasi satu demi satu dari atas ke bawah. Jika suatu
kondisi bernilai true, rangkaian perintah-perintah yang ada di dalamnya
dieksekusi dan kontrol akan menuju ke perintah selanjutnya. Jika seluruh
kondisi bernilai false atau null, maka rangkaian perintah-perintah di dalam
klausa ELSE yang akan dieksekusi.
Bentuk umum :
IF condition1 THEN
sequence_of_statements1
ELSIF condition2 THEN
sequence_of_statements2
ELSE
sequence_of_statements3
END IF;
4. CASE
Seperti halnya perintah IF, perintah CASE menyeleksi
satu rangkaian perintah-perintah untuk dieksekusi. Namun, untuk menyeleksi
rangkain perintah-perintah tersebut, perintah CASE menggunakan penyeleksi,
bukannya menggunakan banyak ekspresi-ekspresi Boolean.
Bentuk umum :
[<>]
CASE selector
WHEN expression1 THEN sequence_of_statements1;
WHEN expression2 THEN sequence_of_statements2;
…
WHEN expressionN THEN sequence_of_statementsN;
[ELSE sequence_of_statementsN+1;]
END CASE [label_name];
Tidak ada komentar:
Posting Komentar